![]()  | 
Kekurangan tidur bisa menurunkan kekebalan tubuh, tetapi kebanyakan tidur pun bisa memberikan pengaruh buruk.  | 
Kekurangan tidur tidak baik bagi kesehatan, karena dapat menurunkan  kekebalan tubuh, memicu penuaan dini, dan mempersulit penurunan berat  badan. Namun, tidur terlalu lama juga tak lebih baik, karena bisa  menjadi penyebab munculnya berbagai masalah medis, seperti diabetes,  penyakit jantung, dan meningkatkan risiko kematian.
Berapa lama  kita tidur sebenarnya sangat bervariasi, tergantung usia, kadar  kesibukan, kondisi kesehatan secara umum, dan gaya hidup. Namun, tidur  berlebihan tidak selalu dipicu karena kelainan tidur. Bisa juga karena  orang tersebut habis minum alkohol, atau sedang mengonsumsi obat-obatan  tertentu. Ketika sedang stres, misalnya, kita merasa butuh waktu lebih  lama untuk tidur.
Tidur berlebihan juga dapat dikaitkan dengan  rendahnya status sosioekonomi seseorang. Orang-orang dengan status  sosioekonomi yang lebih rendah umumnya tidak mampu membayar dokter atau  rumah sakit ketika sedang sakit, sehingga ada banyak penyakit yang tidak  terdiagnosa, seperti penyakit jantung. Mereka lantas mencoba  mengatasinya dengan tidur lebih lama.
Di luar itu, tentunya, ada juga orang yang memang gemar berlama-lama tidur.
Lalu, apa akibatnya bila kita terlalu lama tidur?
Sakit kepala.  Jika Anda bukan termasuk orang yang biasa tidur  lama, dan suatu saat  Anda tidur lebih lama dari biasanya, pasti Anda  akan bangun dalam  keadaan kepala pusing. Para peneliti meyakini hal ini  disebabkan  kelebihan tidur memengaruhi neotransmitter tertentu  pada otak,  termasuk serotonin. Orang-orang yang tidur terlalu lama pada  siang  hari, dan mengacaukan jam tidurnya pada malam hari, biasanya juga  akan  merasa pusing saat bangun pagi. 
Diabetes. Studi terhadap hampir 9.000 orang Amerika menunjukkan, orang yang tidur lebih dari 9 jam setiap malam memiliki risiko diabetes 50 persen lebih besar daripada mereka yang tidur 7 jam per malam. Tapi, meningkatnya risiko ini juga terlihat pada orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per malam. Belum jelas apa kaitan antara tidur panjang dan diabetes, namun para peneliti mengatakan bahwa tidur berlebihan bisa menjadi pertanda masalah medis yang mendasar, yang meningkatkan kemungkinan diabetes.
Obesitas.  Orang yang kekurangan tidur kerap disebut lebih mudah menaikkan berat  badannya. Tetapi tidur terlalu lama pun bisa membuat bobot badan  melonjak. Orang yang tidur selama 9 atau 10 jam setiap malam  kemungkinannya untuk mengalami obesitas selama enam tahun adalah 21  persen lebih besar daripada mereka yang tidur 7 atau 8 jam saja. Bahkan,  efek kelebihan tidur terhadap berat badan ini tetap sama meskipun Anda  sudah mengatur asupan makanan dan berolahraga. 
Depresi. Pengidap insomnia cenderung akan mengalami depresi berkepanjangan, karena tubuhnya mengalami kelelahan (ingat kasus Heath Ledger?). Namun, 15 persen orang yang depresi ternyata juga diketahui tidur terlalu lama. Hal ini mungkin saja membuat depresi semakin parah. Untuk memulihkan kondisinya, penderitanya harus kembali ke pola tidur yang normal. Dalam beberapa kasus, mengurangi waktu tidur bahkan menjadi perawatan efektif bagi pengidap depresi.
Depresi. Pengidap insomnia cenderung akan mengalami depresi berkepanjangan, karena tubuhnya mengalami kelelahan (ingat kasus Heath Ledger?). Namun, 15 persen orang yang depresi ternyata juga diketahui tidur terlalu lama. Hal ini mungkin saja membuat depresi semakin parah. Untuk memulihkan kondisinya, penderitanya harus kembali ke pola tidur yang normal. Dalam beberapa kasus, mengurangi waktu tidur bahkan menjadi perawatan efektif bagi pengidap depresi.
Penyakit jantung. Masalah  ini lebih banyak terjadi pada wanita. Penelitian mendalam oleh The  Nurses' Health Study terhadap 72.000 perempuan menunjukkan bahwa mereka  yang tidur 9-11 jam per malam kemungkinan untuk mengalami penyakit  jantung koroner 38 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidur 8 jam  semalam. Sayang, para peneliti tidak memberikan alasannya. 
Kematian. Hasil studi menunjukkan, orang-orang yang tidur 9 jam atau lebih semalam, memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada orang yang tidur 7 atau 8 jam per malam. Memang tak ada penjelasan ilmiahnya, namun kemungkinan ada kaitannya dengan kebiasaan orang-orang dari status sosioekonomi yang lebih rendah tadi. Jika problem kesehatan yang mereka alami tidak ditangani secara medis, dan hanya diatasi dengan berlama-lama tidur, tidak mengherankan bisa mereka lebih cepat menghadapi kematian.
Kematian. Hasil studi menunjukkan, orang-orang yang tidur 9 jam atau lebih semalam, memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada orang yang tidur 7 atau 8 jam per malam. Memang tak ada penjelasan ilmiahnya, namun kemungkinan ada kaitannya dengan kebiasaan orang-orang dari status sosioekonomi yang lebih rendah tadi. Jika problem kesehatan yang mereka alami tidak ditangani secara medis, dan hanya diatasi dengan berlama-lama tidur, tidak mengherankan bisa mereka lebih cepat menghadapi kematian.


Post a Comment