"Ngopi" dengan Bos Apple? Bayar 5 Miliar


Tidak semua orang bisa bertatap muka dengan CEO sebuah perusahaan beken, apalagi seorang Tim Cook yang menjalankan raksasa elektronik Apple Inc.

Nah, untuk mereka yang berminat, situs amal Charity Buzz melelang kesempatan untuk nongkrong minum kopi selama setengah jam dengan bos produsen iPhone dan iPad itu di markas besar Apple di Cupertino, Califormia, Amerika Serikat.

Seperti dikutip dari Mashable, Hasil lelang yang akan berlangsung hingga 14 Mei mendatang ini akan disumbangkan ke lembaga hak asasi manusia Robert F. Kennedy Center for Justice and Human Rights (RFK Center).

Lalu, bagaimana proses lelang tersebut sejauh ini? Dari perkiraan nilai awal sebesar 50.000 dollar AS, para penawar yang ingin ngopi dengan Tim Cook telah memberikan angka-angka luar biasa.

Pada 30 April 2013 atau 15 hari menjelang penutupan lelang, angka tawaran telah mencapai 600.000 dollar AS atau sekitar Rp 5,8 miliar.

Jumlah itu dicapai setelah 84 kali penawaran. Tawaran tertinggi kini dipegang oleh penawar di bawah nama  "SMohsen". Di antara nama-nama penawar sebelumnya terdapat Clearcate.com, produsen aksesoris perangkat iOS asal Miami, Amerika Serikat.

Selain Tim Cook, Charity Buzz juga melelang kesempatan bertemu muka dengan nama-nama besar lain dalam berbagai kesempatan unik, seperti aktor Robert DeNiro di festival film Tribeca 2013 dan pendiri PayPal Elon Musk di SpaceX Center.

Pihak RFK Center mengaku senang mendapat sumbangan lewat lelang temu muka dengan orang-orang beken.

"Sebuah kehormatan untuk memperoleh dukungan dari orang-orang penting dunia bisnis, media, hiburan, dan olahraga untuk membantu mewujudkan mimpi kami menuju dunia yang lebih adil dan damai," ujar Presiden RFK Center Kerry Kennedy dalam sebuah pernyataan.

Apabila secangkir kopi dengan Tim Cook berharga Rp 5,8 miliar, bisa dibayangkan berapa harga kesempatan untuk nongkrong dengan Steve Jobs apabila almarhum masih hidup dan memimpin Apple hari ini.
 

Mengapa Anak Harus Kenal Teknologi Sejak Dini?


Produk-produk gadget dan alat komunikasi lain sudah menjadi benda wajib dalam kehidupan keluarga. Orangtua pun tak ragu membekali anak dengan berbagai perangkat komunikasi, seperti smartphone atau komputer tablet. Namun, sebenarnya di usia berapa sih anak dapat dikenalkan pada teknologi?

Menurut psikolog Roslina Verauli, MPsi, kapan tepatnya anak bisa dikenalkan dengan teknologi, semua tergantung pada lingkungan sekitarnya. Kalau keluarga Anda kaya akan teknologi, maka anak pun perlu dikenalkan teknologi sejak dini.

"Jika Anda sudah menggunakan teknologi di rumah, mau tak mau anak juga akan bertanya mengenai hal tersebut. Dan, pada saat itulah Anda harus mengenalkan teknologi padanya. Namun, dengan batasan dan aturan yang sesuai," ujarnya, saat media sharing bersama Intel di Bistronomy, Jakarta, Selasa (30/4/2013). Sebaliknya jika Anda tidak kenal teknologi, maka Anda tidak perlu mengenalkan teknologi.

Jika anak telah dikenalkan dengan teknologi, anak akan menjadi individu yang kompeten dan mandiri. Yang dimaksud dengan mandiri, yaitu anak tidak akan lagi tergantung dengan orang sekitar. Bahkan, anak sudah mandiri pada usia tiga tahun.

"Maksud mandiri itu adalah sudah bisa pakai baju sendiri, mandi sendiri, dan sudah bisa tidur sendiri. Dan saat usia empat tahun sudah total mandiri karena tidak lagi tergantung pada orang-orang dewasa," paparnya.

Menurut sebuah riset pada tahun 1998, anak pra-sekolah dengan akses komputer cenderung memiliki pengetahuan umum dan kemampuan bahasa yang baik. Penggunaan komputer juga berhubungan dengan peningkatan prestasi akademis pada anak usia sekolah. Karena, teknologi sebenarnya memberi banyak manfaat untuk anak, seperti:

* Untuk anak usia 3-6 tahun, mereka akan terlengkapi dengan ruang belajar, yaitu menggambar dan mendesain. Dari sisi hiburan, penggunaan games, video, atau musik, akan menjadi ruang bagi anak untuk belajar secara lisan mengasah motorik dan panca inderanya.

* Untuk anak usia 6 tahun ke atas, mereka dapat menggunakan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Mereka juga akan belajar untuk menggunakan email, dan berbagai aplikasi chatting yang juga dapat meningkatkan verbal skill anak.

"Jadi, Anda tidak perlu takut apabila ingin memperkenalkan teknologi pada anak. Karena, kebutuhan teknologi menjadi bahan pembelajaran bagi mereka agar lebih terasah kemampuannya," tutupnya.

Orangtua tak perlu takut anak hanya akan terpaku pada gadget-nya atau mengalami kecanduan yang membuat mereka malas belajar. Semuanya tergantung pada cara Anda memperkenalkan anak pada teknologi, dan seberapa butuh mereka terhadap teknologi.
 

Jangan Gunakan Gadget sebagai "Baby Sitter" Anak


Di zaman serba teknologi ini, anak pasti sudah mengenal keberadaan gadget. Oleh karena itu, orangtua perlu menyiapkan strategi dalam penggunaan gadget secara bijak.

Caranya, menurut psikolog keluarga, Roslina Verauli, MPsi, sebagai orangtua Anda harus membatasi konten yang dapat dilihat oleh anak, dan menggunakan program parental control untuk mencegah anak mengakses situs-situs yang belum pantas dilihatnya.

Orangtua juga perlu menghindari komputer berperan sebagai baby-sitter. Artinya, karena Anda tak sempat mendampingi anak selama masa pertumbuhannya, Anda lantas mengandalkan gadget untuk menemani anak. Anda membiarkan anak sibuk dengan gadget-nya supaya tidak merepotkan Anda. Padahal, justru saat anak memegang gadget itulah Anda terutama harus mendampinginya.

"Jika Anda dapat membatasi apa yang dilihat anak, maka ia pun akan mengetahui manfaat positif dari penggunaan komputer. Anda memiliki peran penting di sini dalam mengasah kemampuan anak dengan baik," paparnya, saat media sharing bersama Intel di Bistronomy, Jakarta, Selasa (30/4/2013) lalu.

Gadget seperti smartphone atau komputer tablet juga harus dikembalikan pada fungsi awalnya, yaitu sebagai perangkat komunikasi sekaligus  sebagai  sarana belajar, yaitu untuk mendorong anak belajar tentang dunia sekitarnya. Selalu dampingi saat dia sedang mengeksplorasi tabletnya. Gunakan untuk mencari tahu tentang hal-hal yang menarik buatnya, seperti mengenal binatang, museum, dan lain-lain. Ajak diskusi agar anak lebih kritis.

Jangan lupakan bahwa Anda bertindak sebagai model dari apa yang anak lihat. Perilaku orangtua dalam menggunakan komputer menjadi contoh bagi anak. Yang terutama, Anda harus lebih dulu menguasai gadget tersebut karena anak akan banyak bertanya pada Anda.
"Learn before you teach," tambahnya.

Satu hal lain yang perlu Anda ketahui, sebaiknya tidak meletakkan komputer di area kamar tidur. Dengan demikian, anak tidak terus terpaku pada gadget-nya. Seperti juga kasus pada orang dewasa, gadget bisa mencuri waktu tidur anak. Kalau Anda ingin memberikan sesuatu sebagai pengantar tidur, lebih baik Anda menggunakan buku-buku cerita dan membacakan kisah dongengnya untuk anak.
 
 
Support : created by | Barangit.COM | design tercela
Copyright © 2011. TERCELA - All Rights Reserved
Template di otak atik by tercela Published by design otak atik tercela
Proudly powered by Blogger