Pekerja di pabrik Foxconn, pemanufaktur iPad di China. |
Dunia perindustrian sedang dihebohkan oleh rencana investasi perusahaan pemanufaktur produk elektronik Foxconn Technology Group di Indonesia. Foxconn mengaku sedang melakukan pembicaraan dengan pemerintah, tetapi belum berencana untuk membangun pabrik di Indonesia.
Juru bicara Foxconn, Simon Hsing, membantah prediksi yang menyebut Foxconn akan membangun pabrik dan berinvestasi dengan total nilai 10 miliar dollar AS di Indonesia.
"Tidak ada rencana investasi untuk saat ini. Membangun 10 miliar, 1 miliar pabrik, tidak ada rencana seperti itu," kata Hsing kepada situs teknologi ComputerWorld, Rabu (25/7/2012).
Hsing mengatakan, pejabat Pemerintah Indonesia berharap agar Foxconn membawa banyak proyek ke Indonesia. "Mereka benar-benar berharap agar Foxconn berinvestasi," katanya.
Kemungkinan besar, lanjut Hsing, perusahaan asal Taiwan ini akan membangun model manufaktur yang berbeda. Perusahaan ini menargetkan investasi untuk membangun pasar domestik elektronik Indonesia, menjual produk ke konsumen lokal yang dibantu oleh mitra kerja.
Foxconn masih mempelajari peluang yang ditawarkan pemerintah dan menyusun rencana yang jelas. Hsing berkata, hal ini bisa terealisasi dalam sebulan ke depan, atau bahkan sampai akhir tahun.
Pembicaraan antara Foxconn dan pemerintah bermula dari kunjungan pejabat Indonesia ke kantor Foxconn, sekitar sebulan yang lalu. Pemerintah menawarkan Foxconn untuk mengembangkan investasi di Indonesia.
"Negara ini tidak memiliki industri utama di bidang elektronik berteknologi tinggi. Itu sebabnya para pejabat pemerintah menginginkan kita pergi ke sana," Hsing menambahkan.
Foxconn memiliki pabrik di China, India, dan Brasil, yang memproduksi banyak perangkat elektronik dari vendor besar, untuk diekspor ke berbagai negara. Mitra Foxconn antara lain Apple, Acer, Cisco, Dell, Hewlett-Packard, Intel, Microsoft, Motorola Mobility, Nintendo, Nokia, Samsung Electronics, Sony, Toshiba, dan Vizio.
Belakangan ini Foxconn dilanda isu upah minim, jam kerja yang panjang, hingga aksi bunuh diri pekerja di China. Perusahaan telah menaikkan upah para pekerja dan membatasi kerja lembur.
Juru bicara Foxconn, Simon Hsing, membantah prediksi yang menyebut Foxconn akan membangun pabrik dan berinvestasi dengan total nilai 10 miliar dollar AS di Indonesia.
"Tidak ada rencana investasi untuk saat ini. Membangun 10 miliar, 1 miliar pabrik, tidak ada rencana seperti itu," kata Hsing kepada situs teknologi ComputerWorld, Rabu (25/7/2012).
Hsing mengatakan, pejabat Pemerintah Indonesia berharap agar Foxconn membawa banyak proyek ke Indonesia. "Mereka benar-benar berharap agar Foxconn berinvestasi," katanya.
Kemungkinan besar, lanjut Hsing, perusahaan asal Taiwan ini akan membangun model manufaktur yang berbeda. Perusahaan ini menargetkan investasi untuk membangun pasar domestik elektronik Indonesia, menjual produk ke konsumen lokal yang dibantu oleh mitra kerja.
Foxconn masih mempelajari peluang yang ditawarkan pemerintah dan menyusun rencana yang jelas. Hsing berkata, hal ini bisa terealisasi dalam sebulan ke depan, atau bahkan sampai akhir tahun.
Pembicaraan antara Foxconn dan pemerintah bermula dari kunjungan pejabat Indonesia ke kantor Foxconn, sekitar sebulan yang lalu. Pemerintah menawarkan Foxconn untuk mengembangkan investasi di Indonesia.
"Negara ini tidak memiliki industri utama di bidang elektronik berteknologi tinggi. Itu sebabnya para pejabat pemerintah menginginkan kita pergi ke sana," Hsing menambahkan.
Foxconn memiliki pabrik di China, India, dan Brasil, yang memproduksi banyak perangkat elektronik dari vendor besar, untuk diekspor ke berbagai negara. Mitra Foxconn antara lain Apple, Acer, Cisco, Dell, Hewlett-Packard, Intel, Microsoft, Motorola Mobility, Nintendo, Nokia, Samsung Electronics, Sony, Toshiba, dan Vizio.
Belakangan ini Foxconn dilanda isu upah minim, jam kerja yang panjang, hingga aksi bunuh diri pekerja di China. Perusahaan telah menaikkan upah para pekerja dan membatasi kerja lembur.
Post a Comment