Dua Vespa LX 125 dengan corak unik dan tiga boks sepeda motor yang sudah dimodifikasi laku tak sampai setengah jam. Kelima barang itu berhasil terjual Rp 57,5 juta dalam lelang amal yang diselenggarakan majalah Bazaar dan PT Piaggio Indonesia di Foyer Ballroom Ritz-Carlton, Pacific Place, Kawasan Niaga Sudirman, Jakarta, Sabtu ( 28/7).
PT Piaggio Indonesia khusus menghadirkan dua Vespa LX 125 yang sudah “dicorat-coret” oleh tangan kreatif seniman muda Indonesia. Vespa “Splatter” karya Darbotz, terinspirasi dari lalu-lintas Jakarta yang penuh sesak lengkap beserta kotoran dan debu yang beterbangan. Vespa putih itu dicoreti dengan spidol yang kemudian dilapis pernis.
Sementara Vespa LX 125 karya Uji Handoko diberi judul After Wage and Bayang. Tujuannya menjadikan sepeda motor ini sebagai perwakilan identitas dan pencapaian penggunanya melalui nilai wibawa dari Vespa. Tekhnik yang digunakan sama, namun Uji memilihi simbol anak panah kecil-kecil yang disebar di sekujur tubuh Vespa warna hitam. Keduanya laku masing-masing Rp 25 juta.
Untuk membuat lebih semarak, dilelang juga tiga boks (kompartemen penyimpanan). Boks gradasi warna karya Arkiv ilmansa terjual Rp 3 juta, sedangkan boks dengan sayap Superman laku 3 juta. Sementara boks dengan aplikasi teknik kolase karya Reza Agung ditaksir Rp 1,5 juta.
Menurut Sergio Mosca, Managing Director PT Piaggio Indonesia, Vespa dan seni adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bahkan hingga kini, Vespa adalah sebuah ikon abadi dan penuh gaya sebagai simbol kelas dunia atas kreativitas Italia yang tek lekang oleh waktu.
”Kami bangga dapat berpartisipasi dalam Bazaar Art Jakarta 2012 yang menjadi pameran luar biasa. Semoga adanya Vespa, menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai karya seni,” ujar Sergio.
Acara lelang amal itu adalah bagian dari pameran seni terbesar di Jakarta, Bazaar Art Jakarta 2012. Hasil dari barang yang laku terjual akan disumbangkan ke Yayasan Seni Rupa.
PT Piaggio Indonesia khusus menghadirkan dua Vespa LX 125 yang sudah “dicorat-coret” oleh tangan kreatif seniman muda Indonesia. Vespa “Splatter” karya Darbotz, terinspirasi dari lalu-lintas Jakarta yang penuh sesak lengkap beserta kotoran dan debu yang beterbangan. Vespa putih itu dicoreti dengan spidol yang kemudian dilapis pernis.
Sementara Vespa LX 125 karya Uji Handoko diberi judul After Wage and Bayang. Tujuannya menjadikan sepeda motor ini sebagai perwakilan identitas dan pencapaian penggunanya melalui nilai wibawa dari Vespa. Tekhnik yang digunakan sama, namun Uji memilihi simbol anak panah kecil-kecil yang disebar di sekujur tubuh Vespa warna hitam. Keduanya laku masing-masing Rp 25 juta.
Untuk membuat lebih semarak, dilelang juga tiga boks (kompartemen penyimpanan). Boks gradasi warna karya Arkiv ilmansa terjual Rp 3 juta, sedangkan boks dengan sayap Superman laku 3 juta. Sementara boks dengan aplikasi teknik kolase karya Reza Agung ditaksir Rp 1,5 juta.
Menurut Sergio Mosca, Managing Director PT Piaggio Indonesia, Vespa dan seni adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bahkan hingga kini, Vespa adalah sebuah ikon abadi dan penuh gaya sebagai simbol kelas dunia atas kreativitas Italia yang tek lekang oleh waktu.
”Kami bangga dapat berpartisipasi dalam Bazaar Art Jakarta 2012 yang menjadi pameran luar biasa. Semoga adanya Vespa, menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai karya seni,” ujar Sergio.
Acara lelang amal itu adalah bagian dari pameran seni terbesar di Jakarta, Bazaar Art Jakarta 2012. Hasil dari barang yang laku terjual akan disumbangkan ke Yayasan Seni Rupa.
Post a Comment