5 Tanda Anda Harus Segera "Resign"


Rasa lelah akibat beban kerja wajar saja. Toh, semua pekerjaan memiliki hambatannya sendiri. Namun, mungkin, beberapa kali ide untuk mencoba peruntungan di tempat lain melintas di kepala Anda ketika beban pekerjaan sedang banyak-banyaknya.

Terlebih lagi, rumput tetangga, kan, selalu lebih hijau, bukan? Mendengar pekerjaan teman yang bebannya tak sebesar yang dimiliki Anda, tetapi memiliki gaji lebih besar atau fasilitas lebih menggiurkan, mungkin membuat Anda ingin segera melayangkan surat lamaran ke perusahaan tersebut.

Lantas, kebimbangan pun terjadi. Apakah pekerjaan yang sekarang benar-benar pantas untuk dipertahankan atau justru Anda telah memberikan terlalu banyak pengorbanan tanpa hasil setimpal? Nah, sedang mengalami kebimbangan tersebut? Baca tuntas hal-hal yang mengindikasikan Anda lebih baik mencari pekerjaan lain, berikut ini!

1. Dominasi setiap hari
Bekerja dari Senin hingga Jumat selama sembilan jam, belum lagi jika di antara hari tersebut Anda harus lembur, memang sudah cukup menguras tenaga, ya? Ditambah, Anda pun harus siaga di akhir pekan untuk urusan kerja. Beruntung apabila Anda menikmatinya dan memiliki manajemen waktu yang baik.

Namun, bila yang terjadi Anda malah kehilangan nafsu bekerja? Misalnya, di satu pagi, Anda tiba-tiba mengharapkan terkena flu demi tak masuk kantor, terus membuka jadwal cek dokter yang memungkinkan Anda cuti, atau setiap hari Anda hanya menghitung hari hingga libur datang, tandanya mungkin tempat kerja yang sekarang tidak memberikan semua yang Anda harapkan di tempat kerja.

Akan tetapi, hal ini tentu tak dapat dijadikan pembenaran. Tempat kerja memang tak selalu bisa memberikan semua yang Anda inginkan, bukan? Pastikan memang tempat kerjanya yang kurang tepat, bukan semata Anda yang malas dan tak termotivasi.

2. Anda tak menguasainya
Alasan seseorang dapat mencintai atau nyaman di tempatnya bekerja adalah ketika ia memiliki kemampuan dalam bidang yang ia kerjakan. Dalam artian, sejak awal, ia telah mengetahui potensi dan memilih bidang tersebut untuk digeluti. Apabila Anda merasa payah dan tak bisa mengerjakan pekerjaan Anda belakangan ini, ditambah tak ada keinginan untuk mengembangkan diri, lebih baik Anda pindah. Toh, jika memaksakan tetap di sana pun Anda tak akan bisa menjadi siapa-siapa dan tak akan berkembang.

3. Tak ada kebanggaan
Ketika tiba saatnya kumpul keluarga, pertanyaan mengenai pekerjaan adalah hal paling terakhir yang Anda harapkan. Bagaimanapun, seseorang membutuhkan kebanggaan terhadap pekerjaan yang bisa membuatnya semangat dan bahagia atas pekerjaannya. Jadi, apabila Anda tak memiliki itu, mungkin bidang kali ini tak sesuai dengan Anda.

4. Terus mengeluh
Apabila pada dasarnya Anda tak mudah mengeluh dan tiba-tiba saja beberapa bulan ke belakang Anda selalu menemukan keluhan di kantor, mungkin pertanda ada sesuatu yang tak beres. Akan tetapi, cari tahu dulu, apakah keluhan Anda seputar rekan kerja, bos, atau tentang pekerjaan dan perusahaannya? Apabila alasannya adalah pekerjaan dan perusahaan, tak apa bila cari tempat kerja baru.

5. Tak ada tantangan
Bagi beberapa orang, tak ada tantangan berarti tak ada motivasi. Misalnya saja, jika Anda berhasil melewati target dan tak tahu apa lagi yang harus dikejar. Apabila Anda termasuk yang demikian, tak heran apabila performa karier Anda terasa stagnan. Siapa tahu di tempat baru Anda bisa lebih berkembang?
 

4 Tipe Status Hubungan yang "Complicated"


Menjalani hubungan asmara tanpa kejelasan status, atau status yang menggantung, memang hanya akan membuat Anda bingung untuk menentukan arah hubungan selanjutnya. Bagaimana cara memastikan agar hubungan seperti itu tidak berlarut-larut? Mungkin Anda perlu mengenali dulu apakah hubungan Anda dengan si dia sekarang ini termasuk dalam hubungan yang rumit. Dari situ, Anda bisa menentukan jalan keluarnya.

Hubungan tanpa status
Bila Anda tidak yakin dengan hubungan yang dijalani bersamanya saat ini, coba perkenalkan dirinya sebagai "pacar", maka dengan begitu Anda bisa mengetahui kejelasan hubungan Anda. Biasanya, perempuan memang membutuhkan kejelasan dalam menjalin hubungan bersama pria, itu sebabnya dengan mempertegas hubungan Anda bersama dia melalui perkenalan itu, akan memacu dirinya untuk menetapkan hubungannya bersama Anda. Kalau ia memprotes dengan cara Anda memperkenalkan dirinya, berarti ia memang tidak menganggap Anda sebagai kekasihnya.

Hubungan tanpa masa depan
Kadang-kadang, Anda merasa sangat mencintai seseorang, tetapi Anda juga menyadari sepenuhnya bahwa Anda tidak punya masa depan dengannya. Hubungan seperti ini biasanya terjadi karena si dia sudah memiliki keluarga, beda agama, beda suku, tinggal di kota yang berbeda, atau ada masalah tekanan keuangan. Meski pada akhirnya Anda akan mengakhiri hubungan itu, tapi Anda belum siap untuk berpisah dengan si dia sehingga rela menjalani hubungan tanpa masa depan.
Hubungan terbuka
Biasanya, hubungan tanpa status tidak dilandasi oleh komitmen untuk saling bersama. Sebaliknya, ada pula hubungan dengan status jelas yang justru membolehkan pasangan masing-masing untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan berbagi keintiman. Dalam open relationship seperti ini, keputusan dilakukan atas kesepakatan berdua sehingga tidak boleh ada rasa cemburu. Dasar keputusannya macam-macam, antara lain untuk menghindari kejenuhan. Namun hal itu kadang menyebabkan hubungan menjadi complicated karena Anda dan si dia tidak tahu hubungan mana yang harus dipertahankan.

Hubungan putus sambung terus
Kadang-kadang, ada pasangan yang putus-nyambung terus sampai-sampai mereka sendiri tidak tahu apa status hubungan mereka. Jika Anda merasa bosan atau tidak cocok dengannya, Anda akan memutuskan komunikasi dan menghindar dari si dia. Tapi begitu konflik berhasil diselesaikan, Anda akan kembali lagi bersamanya. Hal inilah yang membuat status hubungan Anda menjadi rumit, dan membuat Anda sulit menemukan ketenangan. Saat usia Anda masih muda, menjalani hubungan seperti ini tentu tidak masalah. Akan tetapi saat usia semakin bertambah, Anda harus menentukan hubungan yang stabil dan berkomitmen.
Nah, apakah Anda merasakan hubungan yang serupa? Minta kejelasan dari si dia mulai sekarang.
 

6 Tanda Pewawancara Anda Bos yang Baik


Wawancara kerja hampir selalu menegangkan. Dalam kurun waktu singkat, Anda harus memperlihatkan sisi-sisi terbaik dan "menjual" kemampuan Anda. Yang sering luput dari perhatian, sebenarnya interview kerja bisa menjadi saat yang tepat untuk mengamati calon atasan Anda. Apalagi, pada beberapa perusahaan biasanya ada sesi khusus wawancara dengan "user" alias orang yang nantinya akan menjadi atasan.
Dari tindak-tanduknya, Anda akan bisa melihat apakah Anda bisa bekerja sama dengannya atau sebaliknya melirik lowongan pekerjaan lainnya saja. Inilah beberapa sikap yang diperlihatkan oleh calon atasan yang baik selama interview:
1. Anda merasa diprioritaskan
Saat wawancara, Anda adalah pusat perhatiannya. "Perhatikan apakah calon bos menyimak perkataan Anda dengan saksama. Apa mereka mudah terganggu interupsi, seperti orang yang mengetuk pintu, deringan telepon, dan lain-lain? Apa mereka sering melihat ke arah jam?" kata Meg Montford, executive career coach dan presiden dari Abilities Enhanced.
Jika seseorang tidak bisa memberi perhatian penuh pada saat harus mengambil keputusan penting apakah mereka akan mempekerjakan Anda atau tidak, kecil kemungkinan mereka akan melakukan hal sebaliknya begitu Anda sudah jadi anak buahnya.

2. Mereka terbuka seputar orang yang sebelumnya mengisi posisi Anda
Mengapa orang tersebut keluar dari perusahaan? Jawaban dari pertanyaan ini akan membantu Anda memahami seluk-beluk pekerjaan yang akan dijalani. Apa yang membuat orang mundur dari posisi tersebut, apakah karena beban kerjanya yang terlalu berat, atau karena lingkungan kerjanya yang kurang kondusif.
"Jika Anda diberitahu bahwa posisi itu baru, mungkin itu tidak sepenuhnya benar. Mungkin saja ada satu posisi yang telah dihapus, dan sekarang Anda diwawancara untuk mengisi posisi baru namun dengan deskripsi kerja yang hampir mirip. Secara teknis bisa dibilang pekerjaannya berbeda, tapi atasannya tetap sama," kata Roy Cohen, penulis buku The Wall Street Professional's Survival Guide.

3. Calon bos terlihat tenang, murah senyum, dan terkendali
Anda pasti akan lebih senang punya bos yang kalem daripada yang temperamental. "Jika mereka terkesan selalu terburu-buru, membombardir Anda dengan begitu banyak pertanyaan, dan sering menyela ketika Anda berbicara, coba pikirkan lagi," kata Lynn Taylor, penulis Tame Your Terrible Office Tyrant.

4. Mereka pendengar yang baik
Bos yang baik akan berhenti bicara dan memerhatikan Anda ketika tiba giliran Anda bicara. "Mereka tidak akan menghabiskan waktu wawancara dengan berbicara tentang diri mereka sendiri atau 'berkicau' tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya. Mereka biasanya akan banyak bertanya dan menyimak dengan baik. Idealnya, mereka juga akan membuat catatan," kata Taylor.

5. Anda merasa diperlakukan dengan baik sepanjang proses wawancara
Apa Anda dibiarkan menunggu di lobi selama berjam-jam tanpa kepastian kapan wawancara akan dimulai? Apakah pewawancara bangkit dari tempat duduknya dan menjabat tangan Anda dengan mantap, lalu mengantar Anda keluar ruangan begitu selesai? Perilaku seperti ini terkesan remeh, namun memperlihatkan dengan jelas seperti apa budaya kantor Anda, kata Taylor.

6. Mereka bertanya seputar target jangka-panjang Anda
"Kira-kira di mana Anda lima tahun lagi?" Pertanyaan ini sepertinya klise di setiap wawancara, tapi bila calon bos terlihat sangat ingin tahu jawaban Anda, mungkin mereka memang benar-benar tertarik untuk membantu Anda berkembang dalam perusahaan tersebut.
"Calon bos tentu ingin tahu apa saja yang telah Anda lakukan di kantor lama. Tapi calon bos yang baik akan meluangkan lebih banyak waktu untuk membahas tentang masa depan Anda. Apa yang ingin Anda lakukan, seperti apa visi bekerja Anda, dan menguji reaksi Anda seputar jenis pekerjaan yang akan Anda lakukan," tutur Taylor.
 

Lima Cangkir Kopi Sehari Sudah Terlalu Banyak


Jika studi sebelumnya mengungkapkan bahwa konsumsi kopi akan membantu menurunkan berat badan serta menurunkan resiko diabetes, temuan terbaru ini seolah membantah hasil tersebut. Para peneliti dari University of Western Australia menemukan bahwa konsumsi kopi secara berlebihan justru akan membuat kelebihan berat badan.

Studi ini dimuat dalam laporan Journal of Agricultural and Food Chemistry, yang berfokus pada pengujian kandungan chlorogenic acid (CGA). Salah seorang peneliti, Profesor Kevin Croft dari University of Western Australia, mengungkapkan kalau chlorogenic acid yang ada dalam kopi dapat memengaruhi metabolisme lemak dan sel. Hal ini berkontribusi pada bertambahnya berat badan dan resistensi insulin.

Banyak manfaat baik dari CGA yang bisa digunakan oleh tubuh. Di antaranya meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi tekanan darah, dan mengurangi akumulasi lemak tubuh. Namun, perlu diketahui bahwa kalau konsumsi secara berlebihan tidak akan memberi manfaat. Lima sampai enam cangkir kopi sehari bukanlah ide yang bagus untuk dilakukan.

Peneliti lainnya, Vance Matthews, dari Western Australian Institute for Medical Research, menambahkan bahwa minum kopi memang pilihan akan gaya hidup, tapi usahakan tidak terlalu banyak. Dosisnya mestilah tepat untuk kondisi tubuh. Misalkan, tiga atau paling banyak empat cangkir kopi sehari masih dapat menurunkan risiko berkembangnya berbagai penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.

Profesor Croft mengungkapkan, daripada membeli kopi mahal-mahal namun belum tentu berkhasiat untuk tubuh, akan lebih baik jika mengetahui khasiat dari apa yang dikonsumsi lebih dulu baru memutuskan untuk membelinya. Jangan sampai karena ingin tampak trendi, dan punya gaya hidup lalu meminum kopi setiap saat.
 

5 Larangan Saat Meminjam Dana ke Bank



Ingin tambahan modal usaha, membeli rumah, atau sekadar membeli gadget baru? Bila tabungan belum cukup, ajukan saja pinjaman ke bank. Namun, hindari hal-hal berikut agar Anda tidak terjerat utang.

Meminjam lebih dari yang Anda butuhkan. Karena hanya akan menambah beban pembayaran selamamasa pinjaman.

Cicilan lebih dari 1/3 penghasilan. Ada kemungkinan bank akan menolak permohonan pinjaman bila total cicilan utang Anda (termasuk pinjaman yang baru akan diajukan) melebihi sepertiga dari penghasilan. Pasalnya, bank tak ingin Anda kesulitan membayar kebutuhan lain dan terpaksa mengambil porsi yang seharusnya digunakan untuk membayar cicilan utang. Jadi, bila saat ini total cicilan utang Anda sudah mencapai 33 persen dari penghasilan, kurangi dulu porsi cicilan utang tersebut.

Pinjam lagi sebelum satu pinjaman selesai. Hindari mengambil pinjaman lain sampai cicilan pinjaman sebelumnya selesai. Anda tentu tak ingin penghasilan habis untuk membayar utang, kan? Hindari juga memakai uang pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari, kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak, seperti berobat atau membeli barang yang memang penting.

Tergiur syarat mudah, tapi bunga tinggi. Perhatikan besarnya bunga pinjaman. Jangan mudah tergiur dengan persyaratan yang mudah, tapi bunga yang ditawarkan cukup besar. Usahakan pilih lembaga keuangan yang menawarkan  bunga pinjaman paling rendah, dengan jangka waktu angsuran terpendek, sehingga jumlah bunga yang dibayarkan tidak terlalu besar.

Jangan berlebihan. Terutama dalam mengisi permohonan pinjaman. Jangan pula memberi data palsu karena pihak bank bisa dengan mudah mengecek fakta dari permohonan Anda.
 
 
Support : created by | Barangit.COM | design tercela
Copyright © 2011. TERCELA - All Rights Reserved
Template di otak atik by tercela Published by design otak atik tercela
Proudly powered by Blogger