Rekan kerja dan atasan beraneka ragam karakternya. Banyak yang
menyenangkan, ada juga yang menjengkelkan. Tak perlu gusar apalagi
terbawa emosi memutuskan berhenti kerja, hadapi saja sikap atasan yang
memancing emosi dan bikin suasana kerja tak nyaman dengan cara yang
elegan.
Alih-alih emosi karena sikap atasan yang menjengkelkan, lebih baik lakukan sejumlah pendekatan berikut ini:
* Tempatkan diri Anda di posisinya.
Coba bayangkan diri Anda berada di posisi atasan. Dengan begitu Anda memahami konteks dan situasi yang dihadapi bos, termasuk tekanan, kekuatan dan kelemahannya. Dengan begitu, ketika Anda ingin marah dengan sikapnya yang sok galak dan cerewet, Anda bisa berdamai dengan diri sendiri.
* Mirroring.
Bersikap dan bertindaklah sesuai lawan bicara. Bila si bos termasuk pendiam dan jarang bicara, lakukan hal yang sama. Bila ia termasuk humoris, perbanyak stok humor sehingga di setiap kesempatan diskusi Anda bisa melontarkan humor yang mencairkan suasana.
* Bantu atasan mencapai tujuan.
Atasan dan Anda adalah satu tim kerja. Sukses atasan adalah sukses Anda. Bersikap mendukung dirinya dalam mencapai target akan membuat dia lebih menghargai Anda. Misal, si bos sedang menyiapkan presentasi, Anda bisa membantunya mencari bahan presentasi. Segalak apa pun bos, pasti ia akan menghargai usaha Anda.
* Jadi pendengar.
Terkadang di balik sikap galak dan cerewet si bos ia hanya ingin didengar, tidak memotong ucapannya dan memberikan masukan ketika ia membutuhkan saran Anda. Dengan begitu bos akan merasa nyaman berkomunikasi dan tidak merasa terancam.
* Bekerja sesuai harapannya.
Simak semua hal yang ia tuntut dari bawahannya. Apakah ia ingin anak buahnya bekerja lebih cepat, rajin, lebih punya inisiatif, tepat deadline atau apa? Lakukanlah sesuai keinginannya. Hubungan akan jauh lebih baik ketika Anda dianggap telah memenuhi harapannya. Dengan begitu gesekan pun akan berkurang.
* Beri reward.
Sesekali tak ada salahnya Anda memberi reward kepada atasan. Misalnya bila ia membolehkan Anda pulang lebih cepat, di hari berikutnya Anda bisa menambah jam kerja atau menemaninya lembur. Dengan begitu ia akan mengenali Anda sebagai pribadi yang adil dan bisa dipercaya. Kali berikutnya, dia akan memberikan kebaikan lebih banyak kepada Anda.
Nah, bila cara-cara ini tidak juga membuat sikap bos berubah, tak perlu ambil pusing. Cari cara yang paling nyaman untuk Anda, agar bisa lebih menikmati pekerjaan, apalagi jika Anda sangat menyenangi pekerjaan tersebut.
Alih-alih emosi karena sikap atasan yang menjengkelkan, lebih baik lakukan sejumlah pendekatan berikut ini:
* Tempatkan diri Anda di posisinya.
Coba bayangkan diri Anda berada di posisi atasan. Dengan begitu Anda memahami konteks dan situasi yang dihadapi bos, termasuk tekanan, kekuatan dan kelemahannya. Dengan begitu, ketika Anda ingin marah dengan sikapnya yang sok galak dan cerewet, Anda bisa berdamai dengan diri sendiri.
* Mirroring.
Bersikap dan bertindaklah sesuai lawan bicara. Bila si bos termasuk pendiam dan jarang bicara, lakukan hal yang sama. Bila ia termasuk humoris, perbanyak stok humor sehingga di setiap kesempatan diskusi Anda bisa melontarkan humor yang mencairkan suasana.
* Bantu atasan mencapai tujuan.
Atasan dan Anda adalah satu tim kerja. Sukses atasan adalah sukses Anda. Bersikap mendukung dirinya dalam mencapai target akan membuat dia lebih menghargai Anda. Misal, si bos sedang menyiapkan presentasi, Anda bisa membantunya mencari bahan presentasi. Segalak apa pun bos, pasti ia akan menghargai usaha Anda.
* Jadi pendengar.
Terkadang di balik sikap galak dan cerewet si bos ia hanya ingin didengar, tidak memotong ucapannya dan memberikan masukan ketika ia membutuhkan saran Anda. Dengan begitu bos akan merasa nyaman berkomunikasi dan tidak merasa terancam.
* Bekerja sesuai harapannya.
Simak semua hal yang ia tuntut dari bawahannya. Apakah ia ingin anak buahnya bekerja lebih cepat, rajin, lebih punya inisiatif, tepat deadline atau apa? Lakukanlah sesuai keinginannya. Hubungan akan jauh lebih baik ketika Anda dianggap telah memenuhi harapannya. Dengan begitu gesekan pun akan berkurang.
* Beri reward.
Sesekali tak ada salahnya Anda memberi reward kepada atasan. Misalnya bila ia membolehkan Anda pulang lebih cepat, di hari berikutnya Anda bisa menambah jam kerja atau menemaninya lembur. Dengan begitu ia akan mengenali Anda sebagai pribadi yang adil dan bisa dipercaya. Kali berikutnya, dia akan memberikan kebaikan lebih banyak kepada Anda.
Nah, bila cara-cara ini tidak juga membuat sikap bos berubah, tak perlu ambil pusing. Cari cara yang paling nyaman untuk Anda, agar bisa lebih menikmati pekerjaan, apalagi jika Anda sangat menyenangi pekerjaan tersebut.
Post a Comment