Tak perlu bersikap sinis terhadap momen Valentine apa pun kondisi Anda.
Terutama jika kondisi saat ini, Anda sedang melajang atau mengalami masa
buruk dalam hubungan. Anda tetap bisa merayakan selebrasi cinta meski
tak sedang berpasangan. Spesialis hubungan dan seksualitas, Dr Lisa
Terrel mengatakan ada tiga hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi
sikap sinis terhadap perayaan Valentine. Di antaranya:
1. Tak perlu berlagak cuek dengan hari Valentine.
Dr Terrel mengatakan kebanyakan dari kita ingin memiliki pasangan dan menjalin hubungan, saat ini dan nanti. Kalaupun saat ini keinginan itu belum berwujud, gunakan energi yang Anda miliki untuk fokus pada tujuan tersebut. Meski Anda merasa depresi dengan situasi hubungan saat ini, fokuslah pada harapan akan masa depan dan komitmen Anda untuk meraih kebahagiaan.
Bagi Anda yang melajang, pelihara impian ini dengan menikmati momen penuh ketenangan untuk berkontemplasi atau tuliskan jurnal yang berisi harapan akan pasangan dan hubungan masa depan Anda. Gunakan momen Valentine untuk melakukan hal ini. Valentine dapat menjadi hari pengingat kepada diri sendiri akan impian Anda terkait pasangan dan hubungan. Mesti tanpa pasangan, lakukan beberapa kegiatan yang Anda suka di tengah kemeriahan Valentine.
2. Mendobrak tradisi.
Romantisme terbangun dari rasa saling menyayangi sepenuh hati, keinginan untuk bersama, dan saling memberikan perhatian serta saling memahami kebutuhan masing-masing. Alih-alih merayakan Valentine dengan beragam simbol romantisme, sebaiknya berikan perhatian mendalam pada pasangan. Seorang ibu barangkali lebih membutuhkan waktu untuk sendiri, 30 menit bebas dari tugas rumah tangga, menikmati rileksasi bahkan sekadar berendam di bathtub di rumah tanpa diganggu rutinitas apa pun, saat Valentine. Hadiah semacam ini, yang dibutuhkan ibu, lebih berarti ketimbang merayakan Valentine dengan pergi makan malam romantis di restoran yang penuh dengan pengunjung dan menyulitkan untuk sekadar pesan tempat.
Atau kalau ingin memberikan bunga kepada pasangan, tak harus mawar tapi bisa dengan bungan lain yang disukainya. Valentine juga tak selalu identik dengan cokelat. Untuk mengungkapkan perhatian, ganti cokelat dengan ucapan manis yang tulus, seperti, "Saya sangat bahagia dan bersyukur kita selalu bersama."
Sementara bagi para lajang, ciptakan Valentine versi Anda sendiri. Tak harus mendapatkan pasangan saat Valentine. Anda juga tak harus melakukan ritual atau kebiasan tertentu. Buatlah hari itu penuh kenangan dan nikmatilah, dengan cara Anda. Rayakan momen penuh cinta dengan lebih mencintai diri Anda sendiri.
3. Susun kembali harapan.
Bagi yang berpasangan, rayakan Valentine dengan merumuskan kembali harapan. Apa yang Anda dan pasangan harapkan dari hubungan, dari setiap pribadi, termasuk harapan Anda saat Hari Valentine. Jika merasa perlu merayakan Valentine, cari tahu apa yang diinginkan pasangan. Lakukan negosiasi untuk menikmati momen selebrasi cinta.
Bagi para lajang, tak perlu meratapi apa yang tak Anda miliki, misal pasangan dan romantisme pada hari Valentine. Tapi, gunakan momen ini untuk meresapi apa yang Anda miliki. Gunakan momen kasih sayang ini dengan melakukan selebrasi atas tujuan dan impian Anda, melalui kegiatan apa pun yang Anda sukai.
1. Tak perlu berlagak cuek dengan hari Valentine.
Dr Terrel mengatakan kebanyakan dari kita ingin memiliki pasangan dan menjalin hubungan, saat ini dan nanti. Kalaupun saat ini keinginan itu belum berwujud, gunakan energi yang Anda miliki untuk fokus pada tujuan tersebut. Meski Anda merasa depresi dengan situasi hubungan saat ini, fokuslah pada harapan akan masa depan dan komitmen Anda untuk meraih kebahagiaan.
Bagi Anda yang melajang, pelihara impian ini dengan menikmati momen penuh ketenangan untuk berkontemplasi atau tuliskan jurnal yang berisi harapan akan pasangan dan hubungan masa depan Anda. Gunakan momen Valentine untuk melakukan hal ini. Valentine dapat menjadi hari pengingat kepada diri sendiri akan impian Anda terkait pasangan dan hubungan. Mesti tanpa pasangan, lakukan beberapa kegiatan yang Anda suka di tengah kemeriahan Valentine.
2. Mendobrak tradisi.
Romantisme terbangun dari rasa saling menyayangi sepenuh hati, keinginan untuk bersama, dan saling memberikan perhatian serta saling memahami kebutuhan masing-masing. Alih-alih merayakan Valentine dengan beragam simbol romantisme, sebaiknya berikan perhatian mendalam pada pasangan. Seorang ibu barangkali lebih membutuhkan waktu untuk sendiri, 30 menit bebas dari tugas rumah tangga, menikmati rileksasi bahkan sekadar berendam di bathtub di rumah tanpa diganggu rutinitas apa pun, saat Valentine. Hadiah semacam ini, yang dibutuhkan ibu, lebih berarti ketimbang merayakan Valentine dengan pergi makan malam romantis di restoran yang penuh dengan pengunjung dan menyulitkan untuk sekadar pesan tempat.
Atau kalau ingin memberikan bunga kepada pasangan, tak harus mawar tapi bisa dengan bungan lain yang disukainya. Valentine juga tak selalu identik dengan cokelat. Untuk mengungkapkan perhatian, ganti cokelat dengan ucapan manis yang tulus, seperti, "Saya sangat bahagia dan bersyukur kita selalu bersama."
Sementara bagi para lajang, ciptakan Valentine versi Anda sendiri. Tak harus mendapatkan pasangan saat Valentine. Anda juga tak harus melakukan ritual atau kebiasan tertentu. Buatlah hari itu penuh kenangan dan nikmatilah, dengan cara Anda. Rayakan momen penuh cinta dengan lebih mencintai diri Anda sendiri.
3. Susun kembali harapan.
Bagi yang berpasangan, rayakan Valentine dengan merumuskan kembali harapan. Apa yang Anda dan pasangan harapkan dari hubungan, dari setiap pribadi, termasuk harapan Anda saat Hari Valentine. Jika merasa perlu merayakan Valentine, cari tahu apa yang diinginkan pasangan. Lakukan negosiasi untuk menikmati momen selebrasi cinta.
Bagi para lajang, tak perlu meratapi apa yang tak Anda miliki, misal pasangan dan romantisme pada hari Valentine. Tapi, gunakan momen ini untuk meresapi apa yang Anda miliki. Gunakan momen kasih sayang ini dengan melakukan selebrasi atas tujuan dan impian Anda, melalui kegiatan apa pun yang Anda sukai.
Post a Comment