Pemilihan bahan dan penggunaan teknologi juga menjadi perhatian label fashion ini untuk menunjukkan keunikannya. Uniqlo mengaplikasikan teknologi pada bahan yang sesuai. Tujuannya, tak lain untuk memberikan kenyamanan dan menjawab ragam kebutuhan pengguna busana.
Yasuhiro Hayashi, Chief Operating Officer (COO), PT Fast Retailing Indonesia (Uniqlo) memaparkan sejumlah teknologi di balik koleksi busana Uniqlo yang kini tersebar di tiga benua. Teknologi inilah yang juga membedakan produk mode dari Uniqlo, karena memberikan kenyamanan bagi si pemakai. Atas kenyamanan inilah, Uniqlo yang berdiri di Jepang sejak 1984, memiliki penggemar yang tersebar di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Filipina. Toko pertama Uniqlo juga akan hadir di Jakarta, Indonesia dalam waktu dekat pada 2013.
Heatteach dan AIRism, merupakan dua teknologi andalan pada busana Uniqlo. Namun tak berpuas hanya pada dua teknologi ini, Uniqlo semisal di Jepang yang menerima 1.000 masukan juga keluhan setiap harinya, menciptakan lebih banyak koleksi mengandalkan teknologi yang disesuaikan dengan bahan baku busana, demi menjawab kebutuhan penggunanya. Seperti busana anti-kusut, busana bebas setrika juga UV Cut.
“Busana bebas setrika kebanyakan untuk kemeja pria, ada juga super iron-free. Sementara anti-kusut kebanyakan pada jaket pria dari bahan polyester dan jersey. Teknologi anti kusut tidak bisa untuk kaos. Sementara Heattech terdapat pada atasan, bawahan juga jeans, jeans perempuan, topi, dress. AIRism pada kaos terutama kaos dalam,” tutur Yasuhiro saat temu media di Penang Bistro Kebun Sirih Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, untuk busana anti kerut pada jaket pria akan memudahkan bagi Anda yang kerap traveling dan melipat baju dalam koper. Meski Anda memelintir busana anti kerut ini, busana akan kembali pada bentuk semula tanpa terlihat kusut.
Sementara koleksi bebas setrika diciptakan karena ada permintaan, terutama kalangan pria, yang membutuhkan busana siap pakai tanpa perlu setrika, ia sudah bisa tampil rapi dengan kemeja yang bisa dipadu-padankan sesuai gaya personalnya.
Uniknya lagi, Uniqlo juga punya busana UV Cut, salah satunya terdapat pada cardigan. Tujuannya tentunya melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet. Busana dengan teknologi ini cocok untuk negara beriklim tropis. Jadi, Anda bisa memproteksi kulit lebih maksimal. Tak cukup hanya dengan produk kecantikan, namun busana pun bisa memptoteksi kulit Anda. Ini tujuan utama penciptaan koleksi busana berteknologi UV Cut.
“Kami menciptakan busana yang bernilai tambah, seperti UV Cut yang bisa cut 90 persen UV untuk menghindari perubahan warna kulit karena paparan sinar matahari,” ungkap Yasuhiro.
Lantas apa yang dimaksud dengan Heattech dan AIRism? Apa bedanya busana yang diproduksi mengandalkan teknologi ini? Sederhananya, koleksi AIRism cocok dipakai saat cuaca panas sementara Heattech tepat dipakai saat cuaca dingin.
AIRism merupakan inovasi terbaru berupa produk pakaian (kaos) dalam untuk pria dan wanita yang ringan dan sejuk dengan ragam pilihan warna. Koleksi ini memiliki ciri dan fungsi khas di antaranya: menyerap dan menguapkan kelembaban, melepaskan panas, tekstur lembut berkat serat yang tipis, elastis, anti-bakteri anti-bau, fungsi deodoran karena keringat terserap dan dinetralisasi. Efek menghilangkan bau tak sedap ini takkan hilang meski busana dicuci berkali-kali.
Sementara Heatteach juga mencuri perhatian karena fungsi “menghangatkan”, 100 juta item terjual selama musim dingin 2011 lalu. Koleksi Heattech tersedia dalam pakaian dalam dan luaran. Kebalikan dari AIRism yang memberikan kesejukan, koleksi Heattech terbuat dari bahan khusus yang bisa menangkap suhu tubuh, sehingga kehangatan tetap terjaga saat mengenakan busana ini. Karenanya koleksi ini cocok dipakai saat musim dingin. Tak perlu memakai baju berlapis, Anda bisa merasa tetap hangat karenanya.
Atas beragam fungsi, pemilihan bahan dan penggunaan teknologi inilah, Uniqlo tidak memposisikan dirinya sebagai fashion wear tapi lebih kepada life wear. “Pakaian sebagai life tool. Kami tidak mendikte penampilan, tidak menciptakan tren, tapi menyediakan komponen mendukung gaya hidup dan gaya personal, melihat kebutuhan pelanggan dalam menciptakan produk. Setiap pribadi bisa menciptakan gayanya sendiri, dengan keunikannya,” tandas Yasuhiro.
Post a Comment