Beberapa tahun belakangan, dunia mode tanah air makin berkembang. Tak
terbilang lagi jumlah desainer, rumah mode, dan butik-butik yang
bermunculan di Indonesia.
"Sejak batik dinobatkan sebagai warisan
dunia dari Indonesia, kesadaran untuk meningkatkan fashion lokal mulai
berkembang. Maka sekarang inilah waktunya, para pelaku industri mode
mulai mengembangkan sayap untuk lebih memajukan mode Indonesia
bersama-sama dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode dunia
di tahun 2025 mendatang," ungkap Dina Midiani, Direktur Indonesia
Fashion Week, saat media gathering di butik Lenny Agustin, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2013) lalu.
Cita-cita
menjadikan Indonesia sebagai pusat mode dunia bukanlah tanpa
pertimbangan matang. Jika ditelisik lebih jauh, Indonesia yang terdiri
atas ribuan pulau ini menyimpan kekayaan budaya yang belum terekspos
seluruhnya. Potensi-potensi daerah inilah yang bisa dilirik para
desainer agar dikembangkan dengan lebih bernilai dan berdaya jual.
Setiap
daerah di Indonesia memiliki gaya busana dan kekayaan fashion yang
khas dan unik. Walau sekilas mirip, namun setiap daerah tetap punya
ciri khas masing-masing. Seni kerajinan daerah yang beragam akan semakin
menarik bila dipadukan dengan fashion. Hal ini menuntut ide kreatif
agar menghasilkan sebuah produk fashion yang menonjol dari Indonesia di
mata dunia.
Yang menjadi masalah, kebanyakan orang tidak menyadari potensi Indonesia dalam bidang fashion.
"Mau
bahan apa dan model seperti apa, orang Indonesia bisa membuatnya.
Mulai menenun benang sampai jadi kain, dan kain menjadi baju, semuanya
bisa dibuat di Indonesia. Namun, konsumen masih banyak menilai merek
sebagai sebuah identitas diri dan status sosial di masyarakat,"
sesalnya.
Thailand pesaing utama fashion Indonesia
Jika tak dikembangkan dengan serius, potensi yang dimiliki Indonesia ini akan mengalami kemunduran. Buruknya, hal ini juga bisa berakibat mematikan pasar domestik Indonesia karena pasar fashion diambil alih oleh pemain asing. Dina mengungkapkan, sampai saat ini pesaing terberat fashion Indonesia bukan Paris, Amerika atau Inggris, melainkan Thailand.
Dari event pekan mode yang sudah digelar beberapa kali di Jakarta, desainer muda dari Thailand selalu ikut serta. Mereka mampu menonjolkan kekuatan serta ciri khas Thailand. Dina mengungkapkan, Indonesia dan Thailand sama-sama memiliki keberagaman budaya, namun negeri gajah putih tersebut lebih konsisten dan kompak dalam mengolah kekayaan budaya menjadi daya tarik mode di luar Thailand. Selain itu, pemerintah Thailand pun berperan aktif untuk mempromosikan busana buatan Thailand ke penjuru dunia.
Jika tak dikembangkan dengan serius, potensi yang dimiliki Indonesia ini akan mengalami kemunduran. Buruknya, hal ini juga bisa berakibat mematikan pasar domestik Indonesia karena pasar fashion diambil alih oleh pemain asing. Dina mengungkapkan, sampai saat ini pesaing terberat fashion Indonesia bukan Paris, Amerika atau Inggris, melainkan Thailand.
Dari event pekan mode yang sudah digelar beberapa kali di Jakarta, desainer muda dari Thailand selalu ikut serta. Mereka mampu menonjolkan kekuatan serta ciri khas Thailand. Dina mengungkapkan, Indonesia dan Thailand sama-sama memiliki keberagaman budaya, namun negeri gajah putih tersebut lebih konsisten dan kompak dalam mengolah kekayaan budaya menjadi daya tarik mode di luar Thailand. Selain itu, pemerintah Thailand pun berperan aktif untuk mempromosikan busana buatan Thailand ke penjuru dunia.
"Fashion
yang ditunjukkan desainer Thailand banyak mengusung kain khas
negaranya, dengan warna-warni dan coraknya yang unik. Kebudayaan mereka
berakar dari budaya Hindu, tapi mereka bisa mengembangkannya
sedemikian rupa. Indonesia tak boleh kalah dengan Thailand, namun
pemerintah dan pelaku industri mode harus bergandengan tangan untuk
menetapkan tujuan industri ekonomi kreatif yang sama," pungkasnya.
Post a Comment