Bermain, Agar Anak Tidak Stres






Bermain tak bisa dipisahkan dari dunia anak. Sejak lahir, anak sudah bisa bermain. Psikolog anak dari Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana, mengatakan, bayi pun bisa bermain hanya dengan kaki dan tangannya. Segala hal dapat menjadi permainan berkat imajinasi anak yang tak terbatas.

”Sebatang kayu bisa berubah menjadi mobil atau pesawat,” ujarnya. Namun, mainan yang benar-benar diciptakan sebagai mainan dapat menjadi pelengkap dalam kegiatan bermain anak.

Bermain bermanfaat besar bagi tumbuh kembang anak. Vera mengatakan, bermain membantu anak mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Pada umur 1-2 tahun, anak mulai mengembangkan pikiran simbolis atau membayangkan sesuatu.

Bermain juga membantu aspek fisik, bahasa, dan sosial. ”Motorik kasar dan halus pada organ gerak seperti tangan dan kaki bisa terbantu perkembangannya ketika anak mendorong-dorong mainan,” ujarnya.

Begitu pula alam pikir anak dan bahasa dapat dirangsang dengan beragam mainan. ”Mainan memasukkan benda ke wadah sesuai bentuknya melatih pikiran dan dengan bermain telepon-teleponan anak belajar berbicara. Apalagi kalau orangtuanya terlibat dengan bercakap-cakap sambil bermain,” ujarnya. Dalam bermain pula terlatih kemampuan memecahkan masalah, kesabaran, dan kegigihan.

Pada mainan tradisional yang biasanya dimainkan berkelompok, kemampuan sosialisasi anak juga terasah. Mereka belajar untuk main bergiliran, berbagi mainan dengan teman-teman, dan menyepakati aturan bermain.

Adakah dampak jika anak kurang bermain? ”Ya, anak yang kurang bermain tumbuh menjadi anak yang kaku, tertekan, dan stres. Aspek dalam diri yang seharusnya bisa dimekarkan juga tidak berkembang semestinya,”
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : created by | Barangit.COM | design tercela
Copyright © 2011. TERCELA - All Rights Reserved
Template di otak atik by tercela Published by design otak atik tercela
Proudly powered by Blogger