Senyum punya banyak efek positif, baik terhadap diri sendiri juga orang
lain di sekitar. Bahkan, senyum bisa memprediksi masa depan seseorang
terkait usia dan rasa bahagia.
Sayangnya, orang dewasa jarang sekali tersenyum. Psikolog, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan mengatakan jika dibandingkan anak-anak, orang dewasa pelit senyum karena rata-rata hanya tersenyum 17 kali dalam sehari. Sementara anak usia lima senyum 7,7 kali per jam.
Vera menyebutkan beberapa penelitian menunjukkan bagaimana senyum bisa memprediksi masa depan. Dalam sebuah penelitian yang mengambil bahan dari foto seseorang dari buku tahunan semasa sekolah, didapati bagaimana senyuman di foto menentukan kebahagiaan seseorang tersebut 30 tahun kemudian.
Senyum tulus bukan palsu
Orang yang dalam foto tersebut tersenyum hangat, ceria, sungguh-sungguh atau bukan senyum palsu, 30 tahun kemudian diketahui hidupnya lebih bahagia.
"Senyum sungguhan bukan palsu disebut Duchenne Smile, ini senyum paling bagus di mana otot mata ikut senyum. Jadi saat senyum mata ikut berkerut, gigi kelihatan," katanya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Penelitian serupa juga dilakukan kepada pemain baseball pada tahun 50-an. Mereka yang senyumannya hangat diketahui memiliki umur lebih panjang. Pemain baseball dengan senyuman hangat usianya tujuh tahun lebih panjang dibandingkan mereka yang punya senyum palsu atau bahkan jarang senyum.
"Banyak orang meremehkan efek senyum. Padahal penelitian menyebutkan, untuk senyum hanya butuh 17 otot saja, sedangkan untuk mengerenyitkan dahi seseorang butuh lebih dari 40 otot wajah. Lebih efektif dan ringan untuk tersenyum. Senyum juga menstimulasi otak membuat pikiran lebih positif. Dan senyum itu menular," kata Vera.
Sayangnya, orang dewasa jarang sekali tersenyum. Psikolog, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan mengatakan jika dibandingkan anak-anak, orang dewasa pelit senyum karena rata-rata hanya tersenyum 17 kali dalam sehari. Sementara anak usia lima senyum 7,7 kali per jam.
Vera menyebutkan beberapa penelitian menunjukkan bagaimana senyum bisa memprediksi masa depan. Dalam sebuah penelitian yang mengambil bahan dari foto seseorang dari buku tahunan semasa sekolah, didapati bagaimana senyuman di foto menentukan kebahagiaan seseorang tersebut 30 tahun kemudian.
Senyum tulus bukan palsu
Orang yang dalam foto tersebut tersenyum hangat, ceria, sungguh-sungguh atau bukan senyum palsu, 30 tahun kemudian diketahui hidupnya lebih bahagia.
"Senyum sungguhan bukan palsu disebut Duchenne Smile, ini senyum paling bagus di mana otot mata ikut senyum. Jadi saat senyum mata ikut berkerut, gigi kelihatan," katanya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Penelitian serupa juga dilakukan kepada pemain baseball pada tahun 50-an. Mereka yang senyumannya hangat diketahui memiliki umur lebih panjang. Pemain baseball dengan senyuman hangat usianya tujuh tahun lebih panjang dibandingkan mereka yang punya senyum palsu atau bahkan jarang senyum.
"Banyak orang meremehkan efek senyum. Padahal penelitian menyebutkan, untuk senyum hanya butuh 17 otot saja, sedangkan untuk mengerenyitkan dahi seseorang butuh lebih dari 40 otot wajah. Lebih efektif dan ringan untuk tersenyum. Senyum juga menstimulasi otak membuat pikiran lebih positif. Dan senyum itu menular," kata Vera.
Post a Comment