Para ibu hamil disarankan untuk tetap menjaga berat badannya dalam batas
yang normal. Ibu hamil yang mengalami kelebihan berat badan dan
digolongkan obesitas lebih beresiko memiliki anak yang berumur pendek.
Sebuah penelitian mengungkapkan, anak yang lahir dari ibu obesitas beresiko lebih tiga kali lebih besar untuk meninggal sebelum berusia 55 tahun, dibanding dengan anak yang ibunya memiliki berat badan normal.
Selain itu, anak dari ibu yang gemuk juga 29 persen lebih berisiko dirawat di rumah sakit karena serangan jantung, sesak, dan stroke. Penelitian sebelumnya menunjukkan, ibu yang obesitas beresiko memiliki anak yang rentan gemuk dan juga menderita diabetes.
Salah satu teori menyebutkan, kelebihan berat badan saat hamil menyebabkan perubahan permanen pada kontrol makan dan perubahan metabolisme energi pada janin yang belum dilahirkan. Perubahan ini akan mengakibatkan timbulnya masalah jantung di masa mendatang.
Penelitian tersebut dilakukan tim dari Universitas Aberdeen dan Edinburgh, Inggris, yang menggunakan responden 28.540 ibu hamil. Sekitar 21 persen responden mengalami kelebihan berat badan, sedangan 4 persen menderita obesitas.
Berat badan ibu didata saat pertama kali menjalani pemeriksaan kehamilan. Beberapa tahun kemudian, para peneliti melacak data kematian anak-anak yang lahir tersebut.
Hasilnya, dari sekitar 37.709 anak yang lahir, sekitar 6.551 anak meninggal. Penyebab tertinggi adalah karena sakit jantung, dengan 24 persen pada laki-laki dan 13 persen pada perempuan. Sedangkan kanker menyebabkan kematian pada 1/4 laki-laki dan 2/5 perempuan.
Hasil ini mengindikasikan, anak dengan ibu yang memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih selama kehamilan berpotensi meninggal sebelum berusia 55 tahun.
Dalam laporan yang dimuat dalam British Medical Journal para peneliti menulis, hasil penelitian ini menjadi kekhawatiran kesehatan publik terbesar. Terlebih sekitar 20 persen wanita di Inggris yang berusia subur mengalami obesitas. Sedangkan sepertiga wanita kegemukan.
"Harus dilakukan tindakan agar para ibu muda dan anaknya dapat menjaga berat badan sehingga risiko penyakit kronik tidak diturunkan antar generasi," kata Dr Sohinee Bhattacharya dari University of Aberdeen.
Studi ini juga memperlihatkan pentingnya wanita memulai kehamilan dengan berat badan normal.
Sebuah penelitian mengungkapkan, anak yang lahir dari ibu obesitas beresiko lebih tiga kali lebih besar untuk meninggal sebelum berusia 55 tahun, dibanding dengan anak yang ibunya memiliki berat badan normal.
Selain itu, anak dari ibu yang gemuk juga 29 persen lebih berisiko dirawat di rumah sakit karena serangan jantung, sesak, dan stroke. Penelitian sebelumnya menunjukkan, ibu yang obesitas beresiko memiliki anak yang rentan gemuk dan juga menderita diabetes.
Salah satu teori menyebutkan, kelebihan berat badan saat hamil menyebabkan perubahan permanen pada kontrol makan dan perubahan metabolisme energi pada janin yang belum dilahirkan. Perubahan ini akan mengakibatkan timbulnya masalah jantung di masa mendatang.
Penelitian tersebut dilakukan tim dari Universitas Aberdeen dan Edinburgh, Inggris, yang menggunakan responden 28.540 ibu hamil. Sekitar 21 persen responden mengalami kelebihan berat badan, sedangan 4 persen menderita obesitas.
Berat badan ibu didata saat pertama kali menjalani pemeriksaan kehamilan. Beberapa tahun kemudian, para peneliti melacak data kematian anak-anak yang lahir tersebut.
Hasilnya, dari sekitar 37.709 anak yang lahir, sekitar 6.551 anak meninggal. Penyebab tertinggi adalah karena sakit jantung, dengan 24 persen pada laki-laki dan 13 persen pada perempuan. Sedangkan kanker menyebabkan kematian pada 1/4 laki-laki dan 2/5 perempuan.
Hasil ini mengindikasikan, anak dengan ibu yang memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih selama kehamilan berpotensi meninggal sebelum berusia 55 tahun.
Dalam laporan yang dimuat dalam British Medical Journal para peneliti menulis, hasil penelitian ini menjadi kekhawatiran kesehatan publik terbesar. Terlebih sekitar 20 persen wanita di Inggris yang berusia subur mengalami obesitas. Sedangkan sepertiga wanita kegemukan.
"Harus dilakukan tindakan agar para ibu muda dan anaknya dapat menjaga berat badan sehingga risiko penyakit kronik tidak diturunkan antar generasi," kata Dr Sohinee Bhattacharya dari University of Aberdeen.
Studi ini juga memperlihatkan pentingnya wanita memulai kehamilan dengan berat badan normal.
Post a Comment