Orangtua yang tak bisa mengontrol amarahnya dan sering menumpahkannya
kepada anak bisa menimbulkan efek fisik kepada anak. Umumnya, efek
fisik muncul dalam bentuk psikosomatis, yaitu gejala penyakit fisik yang
diakibatkan adanya masalah psikis. Salah satunya anak menjadi sangat
pencemas atau memiliki perasaan cemas berlebihan.
Seringnya anak menerima amarah membuat anak terus berpikir apakah
pekerjaannya sudah sesuai dengan yang diinginkan orangtua atau belum. Ia
kemudian khawatir dimarahi, cemas, yang jika terus didiamkan bisa
menjadi berlebihan atau anxietas. Anak juga akan mudah khawatir dalam
hal apa pun.
Gejala fisik lain pun bisa muncul, seperti: anak menjadi sulit tidur,
mudah pusing, mual, sakit perut, diare, tidak nafsu makan, daya tahan
tubuh lemah sehingga mudah sakit, keluar banyak keringat, dan
sebagainya.
Untuk menyembuhkan dan menghilangkan gangguan tersebut, orangtua
harus menghilangkan penyebabnya terlebih dahulu. Jika terkait dengan
kemarahan orangtua yang destruktif dan tidak terkontrol baik, maka
orangtua harus mengubah perilakunya tersebut.
Terapkan manajemen marah dengan baik, boleh marah tetapi tanpa emosi.
Kemudian lakukan pendekatan ke anak secara bijaksana, bangun komunikasi
dua arah, serta pahami perkembangan dan pertumbuhan anak.
Jika dilakukan optimal, gangguan fisik secara perlahan akan hilang.
Tentu orangtua perlu mengatasi efek psikomatis yang sedang berlangsung
dengan membawa anak ke dokter untuk mengatasi pusing, mual, diare, dan
sebagainya sambil orangtua terus memperbaiki sikap.
Post a Comment