Jangan Beri Toleransi pada 10 Hal Ini!



Untuk mencapai kebahagiaan, hidup lebih produktif dan lebih sehat, ada beberapa perubahan yang perlu Anda lakukan. Paula Davis-Laack, JD, MAPP, terapis stres menyarankan untuk berhenti memberikan toleransi pada 10 hal berikut ini.

1. Hidup tak sehat.
Tak ada lagi kata toleransi untuk gaya hidup tak sehat. Dengan semakin banyaknya kasus kelebihan berat badan bahkan obesitas, sudah waktunya Anda hidup lebih sehat. Mulailah dengan membuat perubahan kecil dalam keseharian. Lalu berusahalah konsisten. Dari hal kecil Anda bisa mencapai hasil besar ke depannya.

2. Tak ada aksi.
Kebanyakan orang merasa mandek dengan berbagai hal dalam hidupnya lantaran tak bisa mengatasi rasa takut, rasa bersalah, juga tidak tahu cara mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan besar, mulailah dengan langkah kecil. Meski tujuan yang Anda ingin capai terasa begitu besar dan seakan sulit dicapai, tetaplah berusaha mencapainya perlahan tapi pasti dengan langkah nyata. Sampai akhirnya Anda bisa mengatakan dengan percaya diri, "Saya berhasil menyelesaikannya, mudah ternyata."

3. Pesimistis dan negatif.
Dalam dunia kerja, begitu banyak informasi negatif yang Anda dengar bahkan dapatkan setiap harinya. Kondisi ini sangat mudah mematahkan semangat, membuat Anda pesimistis dan ikut-ikutan menjadi negatif.

Lawan segala hal yang negatif dengan humor. Studi menunjukkan humor bisa memperkuat sistem imun dalam tubuh, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi level stres. Karena humor bisa membangun emosi positif, humor juga bisa mengurangi rasa marah, depresi, dan kecemasan. Emosi positif dapat meningkatkan kegembiraan dan kepuasan hidup.

4. Disorganisasi.
Disorganisasi menjadi penghambat produktivitas. Anda bisa lebih terorganisasi dengan membuat jadwal dan sistem yang kemudian menjadi kebiasaan. Sehingga tak ada lagi alasan menunda pekerjaan, juga tak ada lagi kebiasaan mengatakan "Saya tidak punya waktu melakukan hal X".

5. Stres kronik.
Menurut laporan kerja Catalyst, 75-90 persen pemeriksaan di dokter terkait dengan stres. Laporan ini juga menunjukkan 68 persen karyawan stres karena merasa kelelahan dan terlalu sibuk. Sekitar 44 persen karyawan kehilangan produktivitas satu jam atau lebih dalam sehari karena stres. Terkait hal ini, 22 persen karyawan tak masuk kerja lebih dari enam hari dalam setahun karena stres. Laporan ini menunjukkan kebanyakan karyawan stres karena beban kerja, masalah interpersonal, status pekerjaan, kesibukan kerja dan kehidupan personal. Akibat dari karyawan yang stres ini berdampak pada keluarga, yakni orangtua yang cepat tua atau anak menderita penyakit kritis.

6. Materialistis.
Kebanyakan orang selalu saja mau tahu apa yang dimiliki orang lain, sebagai perbandingan. Termasuk dalam hal materi. Kemudian banyak orang berpikir dengan memiliki materi berlimpah ia akan lebih bahagia. Padahal, studi perilaku terhadap 12.000 remaja tentang kepuasan hidup di usia 37 menunjukkan, mereka yang mengekspresikan kepentingan materi tidak merasa bahagia dalam hidupnya dua dekade kemudian.

7. Sempurna.
Menuntut diri sempurna. Kalau ingin bahagia, jangan lagi mentoleransi nilai ini dalam hidup Anda. Jangan menilai diri juga orang lain dengan standar mutlak. Dengarkan apa kata orang lain. Alih-alih menuntut sempurna, lakukan saja yang terbaik setiap harinya. Fokus pada pencapaian bukan kesempurnaan.

8. Pendapat orang tentang Anda.

Berapa banyak energi yang Anda habiskan untuk memedulikan pendapat orang lain tentang Anda? Merasa khawatir tidak melakukan sesuatu dengan baik dan membuat orang lain berkomentar, hanya akan membuat Anda semakin jauh dari rasa bahagia. Berhenti memikirkan apa kata orang lain dari setiap tindakan yang Anda lakukan. Jangan sampai orang lain mengontrol diri Anda.

9. Membenci pekerjaan.
Anda tak menyukai pekerjaan saat ini? Tenang saja, Anda tak sendirian. Banyak orang mengalaminya. Data di Amerika menunjukkan hanya 44 persen orang yang menyukai pekerjaannya. Kalau Anda tak suka pekerjaan namun tak memungkinkan pindah kerja untuk saat ini, mulai melakukan transisi dengan tetap menjalankan pekerjaan namun juga bersiap untuk pindah kerja saat waktunya tepat.

10. Literasi finansial rendah.
Banyak orang memahami pentingnya merencanakan keuangan, namun hanya sedikit dari mereka yang benar-benar mulai menjalankan rencana keuangan. Mulai sekarang, lakukan aksi nyata untuk merencanakan keuangan, menabung atau investasi. Kenali berbagai macam produk keuangan, seperti reksa dana atau lainnya. Cari informasi, jika perlu cari bantuan tenaga profesional.
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : created by | Barangit.COM | design tercela
Copyright © 2011. TERCELA - All Rights Reserved
Template di otak atik by tercela Published by design otak atik tercela
Proudly powered by Blogger