Minuman Manis Picu Obesitas pada Anak


Para orangtua pasti tahu betul kalau anak-anak menyukai makanan manis. Tetapi tahukah Anda, sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Journal Pediatrics memperingatkan bahwa minuman atau makanan manis ada kaitannya dengan masalah obesitas pada anak usia 4 dan 5 tahun. Bahkan, hal ini akan terus terjadi ketika mereka sudah beranjak dewasa.
"Banyak keluarga yang datang ke klinik saya membawa keluhan mengenai obesitas,” kata Rebecca Scharf, MD, salah satu penulis studi. "Orangtua memberikan makanan yang berkalori tinggi, dan kadang-kadang terkejut dengan banyaknya kalori yang terkandung di dalam makanan atau minuman tersebut.”
Seperti yang diketahui setiap orangtua, anak-anak suka makan makanan manis. Rasa manis akan memberi sinyal pada otak untuk makan lebih banyak (dan ini yang merupakan salah satu alasan mengapa ASI yang bergizi terasa manis). Makan lebih banyak merupakan satu hal yang banyak diinginkan para orangtua kepada anaknya.

Akan tetapi, jika tidak dikontrol kebiasaan makan makanan manis dapat menyebabkan masalah kesehatan, yaitu obesitas. Obesitas kerap dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, stroke, beberapa jenis kanker, dan masalah kesehatan kronis lainnya.
Studi ini meneliti data lebih dari 9.600 anak di seluruh Amerika Serikat yang lahir pada tahun 2001. Ditemukan bahwa anak dengan usia 4 dan 5 tahun yang secara teratur mengonsumsi soda, minuman olahraga, atau jus dengan gula tambahan setiap hari akan memiliki indeks massa tubuh yang tinggi. Sebanyak 43 persen anak cenderung menjadi gemuk daripada teman sebayanya yang jarang minum minuman manis, atau tidak sama sekali.
Anak-anak yang gemar makan makanan manis juga mengurangi minum susu, dan cenderung menonton televisi selama dua jam atau lebih dalam sehari.
"Kegemukan dan obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dari semua makanan dan minuman (jumlah diet total) dan kalori yang terbakar. Oleh karena itu, mengonsumsi minuman berenergi atau semacamnya akan menyebabkan kenaikan berat badan pada anak-anak, terutama pada masa pertumbuhan ketika berat badan mereka masih dapat bertambah,” demikian pernyataan tertulis dari The American Beverage Association.
Penelitian ini juga mengakui, banyak faktor yang dapat menyebabkan obesitas, seperti kurangnya olahraga teratur dan tidur yang kurang. Scharf menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman ringan yang mengandung gula tambahan masih bisa ditanggulangi dengan mengubah pola makannya.
The United States Department of Agriculture (USDA) baru-baru ini mengeluarkan pedoman membatasi penjualan makanan ringan bergula dan minuman di sekolah. Karena anak-anak tidak memiliki kemampuan untuk membeli minuman dan makanannya sendiri, seharusnya orangtua mengontrol asupan makanan untuk anak-anaknya.
Jika anak merasa haus, biasakan dirinya untuk membawa bekal air putih, sehingga ia dapat meminum segera tanpa harus memikirkan minuman yang manis.
"Kami tidak mengatakan bahwa Anda harus menghindari minuman manis sama sekali," kata Scharf. "Tapi lebih baik minuman bergula tersebut disimpan hanya untuk perayaan acara khusus.”
Para peneliti juga menyarankan, lebih baik Anda membekali anak dengan susu daripada minuman manis. Karena, susu mengandung protein dan nutrisi lain, sedangkan minuman manis seperti sirup atau soda hanya mengandung gula dan kalori yang tinggi.
Jika anak Anda telah minum soda atau jus dengan gula tambahan, Anda bisa langsung mengalihkannya pada jus buah segar. Jennifer Shu, dokter penyakit anak yang juga penulis buku Food Fights merekomendasikan, memberikan jus pada anak dapat membantu mereka untuk menjadi terbiasa dengan rasa yang tidak begitu manis. Untuk memberikan citarasa lebih segar pada air putih, tambahkan irisan jeruk atau perasan lemon pada air putih mereka.
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : created by | Barangit.COM | design tercela
Copyright © 2011. TERCELA - All Rights Reserved
Template di otak atik by tercela Published by design otak atik tercela
Proudly powered by Blogger