Jika Anda mendengar istilah eksibisionis seks, Anda pasti akan
membayangkan seseorang yang memiliki kelainan jiwa sehingga melakukan
penyimpangan seksual. Contohnya, yang mungkin biasa terjadi, ketika
seseorang dengan sadar menunjukkan alat vitalnya pada orang lain yang
tak dikenal.
Namun, eksibisionis juga bisa bermakna memiliki sikap adventurous
dalam seksualitasnya, untuk membuat hubungan seks lebih segar dan
menyenangkan.Tidak bisa dibilang seks yang normal, tapi tidak lantas
punya kelainan jiwa.
Seperempat orang Inggris, menurut survei yang
digelar UKmedix.com, bahkan menggambarkan diri mereka sebagai
eksibisionis seksual. Mereka mengaku senang mencoba hal-hal baru dalam
aktivitas seksnya. Namun, 34 persen responden mengakui bahwa pasangan
mereka tidak menyukai gaya eksibisionis tersebut.
Bentuk
eksibisionisme yang paling populer adalah (ingin) kepergok saat
berhubungan seks di tempat umum. Sebanyak 62 persen orang mengaku pernah
kepergok saat bercinta, di mana 13 persennya kepergok oleh anggota
keluarga lain. Bentuk yang lain seperti sengaja bersuara gaduh saat
bercinta, atau terlibat dalam sesi hubungan seks berkelompok.
Berkaitan dengan kepercayaan diri saat beraktivitas seksual, kaum perempuan menganggap diri mereka lebih percaya diri ketimbang pria, dengan skala 7,5 dari 10. Di lain pihak, kaum pria menilai skala kepercayaan diri mereka adalah 6,1 dari 10. Meskipun cukup percaya diri secara seksual, namun mayoritas responden yang menganggap diri mereka eksibisionis seksual mengaku merahasiakannya dari orang lain.
Ngomong-ngomong, kenapa sih kaum eksibisionis senang dengan perhatian orang lain mengenai aktivitas yang seharusnya sangat pribadi itu? Menurut survei yang sama, dua per tiga responden melakukannya karena terpicu oleh ketegangannya, sedangkan seperlima mengatakan bahwa mereka suka saja ketika tertangkap basah saat berhubungan seks.
"Rahasia kehidupan seks masyarakat di sekitar Inggris selalu menjadi misteri, sehingga kami ingin melihat perilaku eksibisionisme, termasuk seberapa percaya dirinya orang-orang ketika melakukannya," papar Thomas O’Connell dari UKmedix.com.
Berkaitan dengan kepercayaan diri saat beraktivitas seksual, kaum perempuan menganggap diri mereka lebih percaya diri ketimbang pria, dengan skala 7,5 dari 10. Di lain pihak, kaum pria menilai skala kepercayaan diri mereka adalah 6,1 dari 10. Meskipun cukup percaya diri secara seksual, namun mayoritas responden yang menganggap diri mereka eksibisionis seksual mengaku merahasiakannya dari orang lain.
Ngomong-ngomong, kenapa sih kaum eksibisionis senang dengan perhatian orang lain mengenai aktivitas yang seharusnya sangat pribadi itu? Menurut survei yang sama, dua per tiga responden melakukannya karena terpicu oleh ketegangannya, sedangkan seperlima mengatakan bahwa mereka suka saja ketika tertangkap basah saat berhubungan seks.
"Rahasia kehidupan seks masyarakat di sekitar Inggris selalu menjadi misteri, sehingga kami ingin melihat perilaku eksibisionisme, termasuk seberapa percaya dirinya orang-orang ketika melakukannya," papar Thomas O’Connell dari UKmedix.com.
Menurutnya, satu dari empat orang adalah pelaku
eksibisionisme, namun mereka juga lebih suka merahasiakannya. Inilah
yang mengejutkan, karena nyatanya kebanyakan dari responden senang
"tertangkap basah" saat bercinta, dan suka dengan ketegangan yang
diberikan. Kemungkinan, mereka memang menikmati ketegangan yang
dihasilkan, namun tidak untuk diceritakan pada orang lain.
Apakah sikap eksibisionisme sebenarnya menguntungkan, atau malah membahayakan? Thomas mengatakan, selama kita mengikuti aturan yang berlaku, cara ini pasti akan menyenangkan.
Apakah sikap eksibisionisme sebenarnya menguntungkan, atau malah membahayakan? Thomas mengatakan, selama kita mengikuti aturan yang berlaku, cara ini pasti akan menyenangkan.
"Selama Anda tidak membuat diri Anda
terlibat situasi yang buruk, tidak ada salahnya dengan sedikit
eksibisionisme. Pastikan saja pasangan Anda merasakan hal yang sama, dan
Anda tidak melakukan sesuatu yang ilegal, karena ketegangan yang Anda
dapatkan saat kepergok itu mungkin tidak lebih besar daripada
akibatnya," ujarnya.
Betul sekali, selama Anda tidak berani
menanggung akibatnya dalam jangka pendek maupun panjang, lebih baik Anda
tidak coba-coba melakukannya.
Post a Comment